Kamis, 02 Januari 2014

MEJAJAKI PETUALANGAN KE PULAU NASI

Pulau nasi merupakan salah satu pulau yang terletak tidak jauh dari kota Banda Aceh, pulau nasi atau orang lebih mengenalnya dengan sebutan Pulau Aceh merupakan satu dari sekian banyak pulau yang ada di aceh yang memiliki ragam karakteristik tersendiri. Nilai-nilai kebudayaan dan adat istiadat di pulau tersebut memiliki cerita dan sejarah yang luar biasa. Tetapi dari sudut pandang yang berbeda mengenai status pulau tersebut banyak orang awam beranggapan aneh, karena ada yang beraggapan bahwa pulau itu banyak malarianya dan ada juga yang beraggapan bahwa pulau tersebut banyak tanaman ganja atau lebih dikenal dengan sebutan bakong dalam istilah bahasa orang aceh.   

Mengawali perjalanan saya kali ini menjajaki petualangan ke Pulau Nasi dalam rangka melakukan survei dan observasi mengenai Pulau tersebut, saya dan empat teman saya melakukan perjalanan pada pertengahan 2011. 







Untuk akses menuju ke Pulau Nasi kami menaiki alat transportasi boat di Taman Wisata Kuliner Ule Lheeu, untuk biaya sendiri sangatlah terjangkau akan tetapi sedikit catatan : apabila teman-teman mau berwisata atau pun melakukan penelitian ada baiknya saya sarankan jam 13.20 WIB sudah ada ditempat karena kapal jam 14.00 WIB sudah berangkat dari dermaga. Dalam perjalanan perdana menjajaki petualangan ke Pulau Nasi kami disungguhi panorama-panorama alam yang begitu menakjubkan laut biru dan pulau-pulau kecil serta angin yang berhembus mengiringi irama perjalanan kami, keramahan tamahan penumpang boat dan tidak lain adalah masyarakat Pulau Nasi begitu terasa dalam sambutan senyum ramahnya.

Salah satu nahkoda boat yang bernama Bg Jal banyak menceritakan mengenai Pulau Tersebut dari masa konflik serta mindset mengenai pulau tersebut bahkan ketika kami menayakan tentang malari dan ganja beliau tertawa lalu dalam candanya menceritakan “soe mantoeng menyoe han toem jak u pulo bek peugah yang koe-koe, adak jeut neujak beutroh baroe neu peugah jang buetoi-beutoi tentang pulo” siapa saja yang belum pernah ke pulau janganlah berbicara yang tidak-tidak akan tetapi alangkah baiknya anda kemari dulu setelah itu baru anda ceritakan tentang anda bagaimana Pulau Nasi itu sendiri “. beliau sendiri merupakan pendatang dari Peukan Bada yang saat ini sudah berdomisili di Pulau Nasi dan telah menikah salah seorang penduduk setempat. Setelah panjang lebar ngobrol akhirnya tibalah kami di Pulau Nasi atau lebih tepatnya di desa Deudap, kami pun beristirahat di warung kopi didesa tersebut setelah istirahat selama 30 menit akhirnya kami berjumpa lagi dengan Bg Jal, beliau lalu mengantar kami ke rumah geuchik desa deudap setelah melakukan segala perizinan barulah kami melakukan perjalanan awal di Pulau Nasi. Dengan semangat dan keterbatasan kami waktu itu kami memilih untuk melakukan perjalanan hanya di seputaran desa deudap.



Hari pertama kami mencoba membaur dengan masyarakat setempat dan coba menayakan berbagai hal macam dari sejarah hingga kearifan lokannya, mayoritas mata pencarian masyarakat Pulau Nasi adalah melaut, berkebun dan bertani. Jumlah penduduk didesa tersebut kurang lebih 400 jiwa dan mayoritas mata pencarian didesa tersebut adalah melaut, didesa ini juga terdapat tempat penampungan yang dipelopori oleh istri geuchik sendiri beliau menampung hasil tangkapan gurita yang lalu dikeringkan hingga di dagangakan ke Banda Aceh.
Dilihat dari kondisi fisik sendiri desa tersebut jauh dari perhatian pemerintah aceh khususnya pemerintahan Aceh Besar sarana dan prasarana jauh tertinggal dari desa-desa yang ada di Banda Aceh maupun desa lainnya.

Hari kedua kami di Pulau Nasi atau lebih tepatnya di desa Deudap kami melakukan perjalanan melakukan pendakian didesa tersebut untuk melakukan observasi terhadap hutan tersebut jarak tempuh menuju ke atas kurang lebih 2 sampai 3 jam. berdasarkan informasi dari ketua pemuda desa tersebut di hutan yang akan kami jelajahi banyak terdapat rusa dan juga monyet, ular sanca dan juga jenis-jenis lainnya.

Sumber Foto : Firman Hidayat

Semak belukar hutan tersebut semakin membuat tim sedikit kelelahan dan akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. Sambil menikmati pemandangan dari atas kebawah.

Matahari pun kini mulai menghilang dari pandangan kami hingga senja dan gelap malam pun datang, gelap malam dan kopi pun menemani malam kami yang sedang bersantai menikmati taburan bintang yang menghiasi alam semesta ini. Setelah ngobrol panjang lebar dengan penuh canda tawa tanpa sadar fajar pun mulai menampakan dirinya satu mulai mempersiapkan sarapan pagi dan persiapan-persiapan lainnya


Hari ketiga kami mulai menulusuri beberapa tempat dengan membagi tim menjadi 2 kelompok kecil disinilah kegiatan observasi hutan di desa Deudap mulai dilakukan, banyak hal-hal yang begitu menarik di hutan ini. Suara burung dan juga jangkrik menemani penelitian kami di desa deudap tersebut hingga petang siang pun datang dan kami beristirahat sejenak. Setelah evaluasi kami mulai kembali ke cam awal untuk bersiap-siap untuk turun kebawah lagi berhubung faktor-faktor tertentu kami pun memutuskan untuk kembali lagi bulan depan.


Setelah sampai di kebawah kami pun beristirahat beberapa menit dan setelah itu saya dan teman saya mulai bergegas untuk persiapan untuk menuju ke ujung pantai desa ini berjarak kurang lebih dua kilometer dan ditemani dengan suasana yang mulai berawan.


Sumber Foto : Firman Hidayat

Kami tetap melanjutkan perjalanan kami untuk ke camp berikutnya berdasarkan informasi dari masyarakt setempat di ujung pantai desa ini sering terjadi badai dan disarankan untuk lebih berhati-hati. Sekitar 1 jam kami melakukan perjalanan melalui pantai kami akhirnya tiba di ujung pantai desa ini, pasir putih dan birunya laut begitu menggoda mata untuk bersantai menikmata senja yang akan berlalu, malam terakhir kami di Pulau ini walaupun kami hanya beberapa hari disini begitu banyak hal yang menarik hati nurani kita untuk terus tinggal disini dilain waktu saya atau pun teman-teman lainnya akan kemari lagi untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarkat Pulau Nasi.


Sumber Foto : Firman Hidayat

Terima kasih saya dan teman-teman saya kepada masyarakt Pulau Nasi, dan tak lupa juga terimaksih saya kepada teman-teman seperjalanan KEEP SPIRIT.





Penulis : Mulia Rahmat
Nim     : 1010102020067

Tidak ada komentar:

Posting Komentar